Ngopi Moderasi di KUA Gambiran: Ruang Hangat untuk Menyatukan Perbedaan dan Meneguhkan Toleransi
- account_circle admino
- calendar_month 14 jam yang lalu

Prosiber.com – Suasana hangat terasa di halaman Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi, pada Jumat, 24 Oktober 2025. Sejumlah tokoh lintas agama, penyuluh agama, dan pimpinan lembaga pendidikan agama berkumpul dalam kegiatan bertajuk Ngobrol Moderasi (Ngopi).
Acara ini dipimpin oleh Oksan Wibowo, Penyelenggara Bimbingan Masyarakat Hindu dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, serta dihadiri oleh Kepala KUA Kecamatan Gambiran dan Kepala MIN 3 Banyuwangi.
Kegiatan Ngopi Moderasi ini menjadi ruang dialog terbuka bagi semua elemen masyarakat untuk memperkuat nilai-nilai moderasi beragama.
Melalui diskusi santai namun bermakna, para peserta diajak untuk memahami pentingnya hidup berdampingan dalam perbedaan keyakinan dan budaya.
Dalam sambutannya, Oksan Wibowo menegaskan bahwa Kementerian Agama memiliki peran sentral sebagai contoh dan penggerak utama dalam membangun kehidupan beragama yang moderat.
Ia mengatakan, “Kantor Kementerian Agama bukan hanya rumah bagi satu agama, tetapi menjadi rumah bagi semua umat beragama. Begitu pula dengan Kantor Urusan Agama, meskipun secara administratif fokus pada pelayanan umat Islam, namun secara esensi menjadi pusat penguatan moderasi beragama dan kerukunan umat.”
Menurut Oksan, semangat moderasi tidak boleh berhenti pada tataran administratif atau simbol semata. Nilai-nilai moderasi beragama harus diwujudkan dalam tindakan nyata sehari-hari, baik dalam interaksi sosial maupun kehidupan bermasyarakat. Ia menambahkan bahwa di Kecamatan Gambiran, pernah ada satu desa yang berhasil masuk dalam delapan besar Kampung Moderasi Beragama terbaik di Indonesia.
“Status itu harus menjadi pemacu, bukan sekadar label,” tegasnya.
Diskusi yang berlangsung dalam suasana penuh keakraban tersebut membuka ruang bagi peserta untuk berbagi pengalaman. Mereka saling bertukar pandangan tentang praktik moderasi di lingkungan masing-masing, termasuk bagaimana memperkuat kolaborasi antarpenyuluh lintas agama dalam berbagai kegiatan sosial dan kemasyarakatan.
Melalui kegiatan ini, para peserta sepakat bahwa moderasi beragama tidak hanya sebatas wacana, melainkan harus menjadi perilaku hidup yang membumi.
Toleransi, inklusivitas, dan saling menghargai menjadi kunci utama menjaga keharmonisan di tengah masyarakat majemuk seperti di Banyuwangi.
Oksan Wibowo juga berharap kegiatan seperti Ngopi Moderasi dapat terus berlanjut dan diperluas ke berbagai kecamatan lainnya. Ia menilai bahwa kegiatan ini tidak hanya memperkuat nilai-nilai kebangsaan, tetapi juga menjadi ajang refleksi lintas iman untuk membangun semangat kemanusiaan.
Kegiatan Ngopi Moderasi di KUA Gambiran menjadi contoh nyata bagaimana dialog antarumat beragama bisa berlangsung dalam suasana damai, penuh persaudaraan, dan saling menghormati.
Dengan mengedepankan semangat keterbukaan dan kebersamaan, Kecamatan Gambiran diharapkan dapat menjadi model penguatan moderasi beragama yang inspiratif bagi daerah lain di Banyuwangi dan sekitarnya.
Ngopi Moderasi bukan sekadar pertemuan, tetapi juga simbol harapan agar setiap individu di masyarakat mampu menjadikan perbedaan sebagai kekayaan, bukan perpecahan. Nilai-nilai tersebut menjadi fondasi penting dalam membangun masa depan Banyuwangi yang rukun, harmonis, dan berkeadaban.
- Penulis: admino

Saat ini belum ada komentar